Yuk
bagi yang belum tahu sejarah dan asal kota Solo atau Surakarta disebut The
Spirit of Java itu gimana sih. Kota Solo, merupakan kota budaya yang
berasal dari sebuah desa bernama Solo, desa ini sudah ada sejak abad 18, jauh
sebelum kehadiran kerajaan Mataram. Sejarahnya bermula ketika Sunan Pakubuwana
II memerintahkan Tumenggung Honggowongso dan Tumenggung Mangkuyudo serta
komandan pasukan Belanda J.A.B. Van Hohendorff untuk mencari lokasi Ibukota
Kerajaan Mataram Islam yang baru. Mempertimbangan faktor fisik dan non fisik,
akhirnya desa Solo yang terpilih.
Sejak
saat itu desa tersebut berubah menjadi Surakarta Hadiningrat dan terus
berkembang pesat. Adanya Perjanjian Giyanti, 13 Februari 1755 menyebabkan
Mataram Islam terpecah menjadi Surakarta dan Yogyakarta dan terpecah lagi dalam
perjanjian Salatiga 1767 menjadi Kasunanan dan Mangkunegaran.
Secara
geografis kota Solo terletak pada ketinggian 200m di atas permukaan laut.
Berada di antara gunung Merapi, Merbabu, dan Lawu; serta dibatasi oleh Sungai
Bengawan Solo dan dibelah oleh oleh Kali Pepe. Kota yang memiliki luas wilayah
44km² , berpenduduk ±500ribu jiwa, sebagian besar penduduknya bekerja sebagai
buruh dan pedagang. Sebagai kota yang sudah berusia lebih dari 250 tahun, Solo memiliki
banyak kawasan dengan situs bangunan tua bersejarah. Ada juga yang terkumpul di
sekian lokasi, membentuk beberapa kawasan kota tua, dengan latar belakang
sosialnya masing-masing. Kawasan Kauman, yang awalnya diperuntukkan bagi tempat
tinggal (kaum) ulama kerajaan dan kerabatnya, mengalami perkembangan mirip
dengan kawasan Laweyan. Banyak tumbuh produsen dan pedagang batik yang sukses.
Ada
pula perkampungan Pasar Kliwon, kawasan permukiman warga keturunan Arab, yang
sukses berdagang batik, serta kawasan perdagangan Balong yang merupakan
konsentrasi permukiman warga etnis Cina yang mayoritas berprofesi sebagai
pedagang. Kawasan-kawasan tersebut, termasuk bangunan-bangunan tua bersejarah
yang juga banyak terdapat di sepanjang jalan protokol Slamet Riyadi, merupakan
jejak sejarah perkembangan kota Solo, dengan warna arsitektur dan latar
belakang sosiologisnya masing-masing.
Keberadaan
kampung-kampung dagang yang didukung oleh pasar dengan berbagai komoditi,
menempatkan kota Solo sebagai kota pusat bisnis dan perdagangan. Adanya
kantong-kantong kegiatan kesenian ditambah berbagai ritual upacara yang
dilaksanakan Keraton Kasunanan maupun Mangkunegaran, menjadikan kota Solo
menyandang predikat sebagai kota budaya sekaligus daerah tujuan wisata. Warisan
budaya lokal yang meliputi kemegahan budaya dan sejarah kerajaan-pun membuat
wisatawan baik domestik maupun mancanegara mengunjungi kota ini. Karaton
Surakarta dan Puri Mangkunegaran dijadikan perwakilan budaya Jawa untuk terus
dilestarikan demi kelangsungan warisan dari masa lalu dan sejarah.
Kota
yang memiliki nama lain Kota Surakarta ini, merupakan kota kedua terbesar di
propinsi Jawa Tengah. Secara geografis dan administratif Solo berlokasi di
tengah eks-Karisidenan Surakarta yang wilayahnya meliputi Boyolali, Sukoharjo,
Karanganyar, Wonogiri, Sragen dan Klaten. Kota ini menempati posisi penting
dalam peta politik nasional.
Dalam
hal potensi investasi, dikenal sebagai kota yang fokus terhadap sektor
Manufaktur diikuti dengan perdagangan, restoran & hotel. Kota ini juga
dikenal dalam sektor keuangan, pusat perdagangan dan jasa di wilayah Solo dan
penyedia tulang punggung manufaktur yang penting. Kota ini menjadi anak emas.
Banyak dana dari pusat untuk pembangunan ekonomi kota Solo, yang menjadikannya
sebagai daerah potensial untuk memperluas usaha, membuka peluang bagi investor
untuk menanamkan investasinya dan mengembangkan industri sandang, perbankkan,
dan pariwisata.
Seiring
dengan adanya semangat otonomi daerah, setiap daerah harus berkompetisi agar
tetap bertahan dengan menngandalkan potensi yang dimilikinya. Ini pulalah yang
pada akhirnya melahirkan pemikiran pemerintah daerah se-eks-karesidenan
Surakarta untuk membuat branding tersendiri bagi kota budaya yang memiliki
potensi yang cukup besar di segala bidang. Dan akhirnya lahirlah slogan “Solo The
Spirit of Java”, yang mencerminkan karakteristik dan potensi wilayah tersebut.
TTD
Sewa HT Solo
Peminjaman HT Untuk Area Solo
EmoticonEmoticon